Resensi Novel Kisah 4 Penjuru Backpack Love
Judul novel : Kisah Cinta 4 Penjuru Backpack Love
Penulis : Suyatna Pamungkas & F.Puspitarani
Penerbit : de TEENS
Terbit : 2013
Jumlah halaman : 166 Halaman
Penulis : Suyatna Pamungkas & F.Puspitarani
Penerbit : de TEENS
Terbit : 2013
Jumlah halaman : 166 Halaman
Buku ini menceritakan tentang perjalanan 4 anak muda yang
sedang melakukan perjalanan backpacker di daerah jawa tengah. Penulis menggambarkan
4 tokoh yang berasal dari Jakarta yang ingin liburan, mencari cinta dan
menjalankan misi sosial. Dengan latar belakang pengalaman dan karakter yang
berbeda beda dari keempat tokoh membuat cerita dalam novel ini menjadi menarik
ditambah cerita yang kebanyakan bercerita tentang percintaan membuat Backpacker
Love lebih menarik bagi anak muda.
Keempat tokoh dari Backpacker Love adalah anggota dari
sebuah grup band yang cukup terkenal di Jakarta, karena belum mempunyai
pacarlah mereka memutuskan untuk melakukan perjalanan backpacker selama 2
minggu dengan misi utama yaitu misi social, mereka menyebar ke empat kota yang
berbeda dan mereka juga membuat peraturan tentang perjalanan mereka dan bila
ada yang melanggar akan menerima konsekuensi yang berat.
Ketiga tokoh dari Backpacker Love mempunyai cerita cinta
yang rumit dalam cerita ini, namun satu tokoh tetap menjalankan misi sosialnya karena
disisi lain tokoh tersebut masih belum bisa melupakan cinta pertamanya. Setelah
perjalanan usai mereka bertemu dan saat salah satu tokoh berada dibandara
ternyata cinta pertama salah satu tokoh adalah wanita yang dicintai tokoh lain
dalam perjalanan Backpackernya.
Novel ini mengajak pembaca untuk membayangkan bagaimana
hidup dengan menggunakan uang dengan irit bahkan untuk menginap, penulis juga
menyiratkan pesan bahwa semua masalah serumit apapun pasti ada jalan keluarnya.
Penulis juga mengajak pembaca agar menyelesaikan masalah dengan kepala dingin. Terdapat
pula petikan dialog pada Backpacker Love yang memotivasi misalnya:
“Hm begini sobat-sobatku yang patah hati. Cinta itu tak
perlu dicari, seperti keajaiban tuhan yang dating tanpa kau ketahui, cinta akan
menyapamu ketika tiba waktunya. Percayalah.”
Pemakaian Bahasa
Penulis menggunakan bahasa sehari-hari anak muda Jakarta. Bahasanya
ringan dan mudah dipahami sehingga tidak membingungkan pembaca, namun ada
beberapa kalimat yang nampaknya akan menyinggung perasaan pembaca namun penulis
selalu meminta maaf pada akhir paragraf. Jika dilihat dari bahasa dan tema
ceritanya penulis jelas membidik sasaran anak muda.
Kelebihan, kekurangan dan pesan moral
Bahasa yang ringan dan mudah dipahami menjadi keunggulan
tersendiri dari novel ini, selain itu cerita tentang percintaan juga menjadi
daya tarik tersendiri bagi anak muda, namun ada beberapa kata yang mungkinn
menyinggung beberapa pembaca sehingga dapat menjadi kekurangan dalam novel ini.